Semarang – Iswar Aminuddin, calon Wakil Walikota Semarang, menekankan pentingnya keamanan dan ketertiban masyarakat. Untuk merespon kasus pembacokan liar di Jalan Kelud Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur yang terjadi pada Selasa dini hari (17/9/2024), dia mengusulkan Gerakan Anti Kreak (GRAK).
“Saya pikir perlu ada gerakan dari masyarakat untuk membantu menata keamanan di wilayah masing-masing,” ujarnya dalam wawancara Rabu (18/9/2024). Gerakan ini bertujuan untuk fokus pada penanganan keamanan secara komunal.
Kasus pembacokan liar yang terjadi di Jalan Kelud Raya Sampangan Kota Semarang hingga korban meninggal dunia terus jadi perbincangan di jagad maya dan masyarakat.
Pembacokan dilakukan oleh sekelompok Kreak yang menelan korban meninggal dunia bernama M Tirza Nugroho Hermawan seorang mahasiswa Udinus yang kebetulan melintas.
“Saya sangat sedih ya, di saat kita sedang melangsungkan pesta demokrasi malah terjadi gangguan keamanan yang mengakibatkan korban meninggal,” ujarnya.
Iswar ingin persoalan keamanan yang melibatkan ‘Kreak’ yang notabene adalah para remaja bisa ditanggulangi sampai keakar-akarnya.
“Jangan sampai terjadi lagi. Harus ada penyelesaian sampai keakar-akarnya,” tandasnya.
Iswar menyayangkan para remaja yang masih memiliki masa depan Panjang malah terjerumus dalam kekerasan yang menghilangkan nyawa orang lain.
“Sayang sekali masa remaja mereka yang seharusnya belajar dan menempa diri untuk menuju masa depan yang baik justru malah terjerumus ke dalam kekerasan,” jelasnya.
Iswar bahkan menyinggung visi Indonesia Emas 2045 yang mana mengacu pada bonus demografi yang didominasi oleh anak-anak muda akan terganggu dengan munculnya kreak-kreak seperti ini.
“Seharusnya kita peka dengan kondisi generasi muda saat ini, karena mereka harapan kita untuk menuju Indonesia Emas 2045. Kalau generasi kita seperti ini semua bisa bahaya,” tukasnya.
Sebelumnya, Walikota Semarang Hevearita G Rahayu juga menyoroti kasus pembacokan yang dilakukan gerombolan gangster yang mengakibatkan satu mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang meninggal dunia.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita menyayangkan peristiwa nahas tersebut terjadi akibat ulah remaja yang biasa disebut ‘kreak-kreak’ itu.
Mbak Ita meminta penegak hukum bisa segera menyelesaikan proses penyelidikan serta proses hukum terhadap pelaku.
Dirinya menyebut jika perlu pendidikan karakter untuk membentuk pribadi anak-anak.
“Tentunya kembali lagi, inilah pentingnya pendidikan karakter bagi pelajar di Kota Semarang,” ujar Mbak Ita.
Melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Pemerintah Kota atau Pemkot ingin memberikan penguatan karakter kepada anak didik.
“Pendidikan karakter itu penting. Kami akan berupaya memberikan penguatan karakter dengan mengumpulkan kepala sekolah swasta, kalau di Negeri kan sudah ada. Karena pendidikan itu selain secara akademis namun juga perlu pendidikan karakter,” imbuh Mbak Ita.
Bahkan Polrestabes Semarang juga akan aktif mengawasi aktivitas pesta miras yang seringkali berujung pada gangguan kamtibmas, terutama aksi tawuran yang akhir-akhir ini marak terjadi di Kota Semarang.
Sebagai upaya menekan jumlah kasus tawuran dan mengembalikan rasa aman di tengah masyarakat, Polrestabes Semarang memberi peringatan keras kepada para pelaku pesta miras dan tawuran.
Hal itu dituturkan oleh Kasat Samapta Polrestabes Semarang AKBP Tri Wisnugroho saat diwawancarai di Gedung Samapta Polrestabes Semarang.
Dirinya turut prihatin atas maraknya aksi meresahkan akibat minuman keras di wilayah Kota Semarang.
“Kami memahami keprihatinan masyarakat terhadap kejadian ini. Kami berkomitmen untuk mengatasi masalah kekerasan kelompok ini dan memastikan keselamatan seluruh warga,” ujarnya.