Sunday 13 July 2025
Semarang Siap Hadapi Tantangan Urbanisasi dengan Pengendalian Banjir. ( Foto: Humas)

SEMARANG gtrendnews.com– Pemerintah Kota Semarang terus berkomitmen untuk menjadikan kota ini sebagai kota metropolitan yang maju, layak huni, dan berkelanjutan.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi dalam mewujudkan visi tersebut adalah pengendalian banjir, yang menjadi masalah utama seiring dengan pesatnya urbanisasi.

Untuk itu, Pemkot Semarang fokus pada pengendalian banjir sebagai pilar utama dalam proyek strategis menuju 2025.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Budi Prakosa, menjelaskan bahwa proyek pengendalian banjir di Semarang dirancang secara kolaboratif oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat.

“Sebagai bagian dari National Urban Flood Resilience Project (NUFReP), kami telah merancang beberapa proyek strategis, termasuk pengendalian banjir Plamongan Hijau.

Ini bukan hanya proyek teknis, tetapi juga solusi berkelanjutan untuk mengurangi risiko banjir yang kerap melanda wilayah perkotaan,” ungkapnya.

Beberapa inisiatif penting dalam proyek pengendalian banjir Semarang antara lain:

  1. Pembangunan Kolam Retensi di Plamongan Hijau: Proyek ini menyediakan kapasitas penyimpanan air sebesar 500.000 meter kubik untuk meredam limpasan hujan yang dapat menyebabkan banjir.
  2. Optimalisasi Sistem Pompa Air: Penambahan unit pompa dengan kapasitas total 2.500 liter per detik di titik rawan banjir seperti Semarang Utara dan Timur, yang dapat mencegah genangan air berlebih.
  3. Pembangunan Bendung Kanal Banjir Barat: Peningkatan kapasitas saluran air sebesar 30% diharapkan dapat mengurangi genangan air di kawasan strategis.
  4. Rehabilitasi Drainase Perkotaan: Sistem drainase modern dirancang dengan anggaran sebesar Rp1,8 triliun untuk memastikan aliran air lebih efisien dan mengurangi genangan.

Selain untuk mengurangi kerugian material, proyek pengendalian banjir ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas ekonomi kota.

Data dari Dinas Pekerjaan Umum menunjukkan bahwa pada 2024, banjir mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar Rp850 miliar, yang mencakup kerusakan infrastruktur, hilangnya produktivitas kerja, serta penurunan kualitas hidup masyarakat.

Hernowo Budi Luhur, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kota Semarang, mengungkapkan bahwa proyek ini akan mengurangi dampak banjir hingga 70% dan mempercepat pemulihan ekonomi.

“Dengan langkah ini, kami berharap aktivitas ekonomi masyarakat dapat pulih lebih cepat dan lebih produktif,” jelasnya.

Keberhasilan proyek ini tidak terlepas dari kolaborasi berbagai pihak. Selain dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan sektor swasta, partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *