Monday 23 December 2024

gtrendnews.com – Menjelang Pilkada Serentak 2024, genderang perang telah ditabuh. Pulau Jawa menjadi pusat adu strategi, mengingat daerah ini dihuni lebih dari separuh dari 280 juta penduduk Indonesia yang akan menentukan nasib kepemimpinan nasional pada 2029. Pada 27 November mendatang, warga negara akan menuju kotak suara untuk memilih pemimpin daerah, termasuk 37 gubernur, 93 wali kota, dan 415 bupati beserta wakilnya. Satu-satunya provinsi yang tidak mengadakan pemilihan gubernur adalah Yogyakarta, yang dikelola oleh seorang sultan.


Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang total populasinya mencapai sekitar 130 juta jiwa, menjadi sorotan utama dalam Pilkada ini, bersama dengan pertarungan di DKI Jakarta. Hasil pemilihan kali ini sangat krusial, karena dapat membentuk lanskap politik dan menentukan arah kemajuan negara selama lima tahun ke depan, sekaligus menjadi pijakan penting menuju pemilihan presiden dan legislatif di 2029.


Di tengah ketegangan ini, Pilgub Jawa Tengah menjadi ujian tersendiri bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang dikenal sebagai “kandang banteng.” Dalam ajang ini, PDIP harus bertarung sendirian, tanpa koalisi. Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, optimis dapat mempertahankan kekuasaan di Jateng, menargetkan kemenangan bagi pasangan calon Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi.


Puan menggelar Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) untuk mempersiapkan strategi pasca-pendaftaran calon. Meskipun banyak media menyebut pertarungan ini sebagai “Perang Bintang,” Puan kurang sepakat dengan istilah tersebut. “Ini kan bukan perang bintang. Ini sama-sama diikuti calon yang kebetulan punya bintang. Bukan perang bintang lah, seram banget,” ujarnya di Panti Marhen, Kota Semarang, pada Rabu (4/9/2024).


Andika Perkasa, calon gubernur yang diusung PDIP, adalah purnawirawan jenderal bintang empat, mantan KSAD, dan Panglima TNI. Sementara lawannya, Ahmad Luthfi, adalah perwira polisi berpangkat bintang tiga, Komisaris Jenderal (Komjen), yang juga eks Kapolda Jawa Tengah.
Dalam menghadapi Pilgub Jateng, Puan menekankan pentingnya kekompakan dan soliditas partai. “Target-nya menang. Kalau kemudian kami bilang sapu bersih, kayak-nya itu terlalu sombong. Semuanya ada kelebihan masing-masing, jadi kita semuanya berjuang sama-sama,” imbuhnya.


Pasangan Andika-Hendrar diusung oleh PDIP, sementara pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen didukung oleh sembilan partai politik dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), termasuk Gerindra, Golkar, PPP, PAN, PKB, PSI, NasDem, PKS, dan Demokrat.
Dengan persaingan yang semakin ketat, PDIP harus menunjukkan kekuatan dan strategi yang efektif untuk mempertahankan posisi mereka di Jawa Tengah. Pilgub ini bukan hanya tentang memperebutkan kursi gubernur, tetapi juga menjadi ajang uji coba bagi PDIP untuk tetap relevan dan dominan di kancah politik Indonesia, terutama menjelang pemilihan presiden dan legislatif di 2029.


Sebagai “kandang banteng,” hasil Pilgub Jateng ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan PDIP dan pengaruhnya di pentas politik nasional. Kini, semua mata tertuju pada Jateng, siap menyaksikan apakah PDIP mampu mempertahankan dominasi di wilayah yang telah lama menjadi basis kekuatannya.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *